Mindset

Bisnis yang sesungguhnya adalah tentang menciptakan value (Nilai)
Sebenarnya menjadi pengusaha bukan mengenai memiliki badan usaha. Bila pengusaha harus memiliki badan usaha, anda tidak perlu pelatihan apa pun, tidak perlu ikut seminar motivasi, yang anda lakukan cukup pergi ke notaris dan mendirikan badan usaha, terserah mulai UD, CV, PT, tergantung pilihan anda. Tidak mungkin gagal, karena sifatnya anda beli (bayar dan dapatkan). Setelah badan usaha terbentuk, maka selamat! Anda sudah menjadi pengusaha. Apakah demikian?
Masalahnya justru dimulai setelah badan usaha itu jadi. Bagaimana mengembangkannya sampai sukses?
Sesungguhnya, anda bisa menjadi entrepreneur tanpa punya badan usaha, dan sebaliknya anda bisa punya badan usaha, padahal tidak menjadi entrepreneur.
Untuk memulai bisnis, anda tidak memerlukan badan usaha. Ini diijinkan secara legal, asal anda bayar pajaknya, dan sudah ada skema untuk itu. Anda bisa membuat website dan berjualan online. Sekali lagi yang penting bayar pajak, untuk UMKM hanya 0.5%.
Sebaliknya, bila anda hanya memiliki badan usaha, namun tidak punya ide, akhirnya hanya ikut-ikutan orang lain, tidak ada yang unik dan spesial dari produk dan bisnis anda, bisnis anda sebenarnya hanyalah sebuah pekerjaan yang anda ciptakan untuk diri anda sendiri. Itu bukan bisnis, hanya sebuah pekerjaan, di mana kali ini anda jadi karyawan, anda juga yang jadi bosnya.
Apa resiko bila anda jadi karyawan dan anda jadi bos sekaligus? Masing-masing peran ada tugasnya. Karyawan ada tugas sebagai karyawan, bos juga punya tugas sebagai seorang bos. Berarti tugas anda dobel: tugas sebagai karyawan dan tugas sebagai bos. Banyak yang tidak punya cukup waktu dan tenaga untuk menjalankan kedua jenis tugas ini sekaligus, dan
salah satu akan terbengkalai. Dalam situasi harus memilih, seringkali tugas sebagai bos yang terbengkalai, karena kesibukan sehari-hari lebih menuntut, dan itu adalah tugas sebagai karyawan. Tugas bos bersifat strategis, dan tidak ada efek langsung yang negative bila tidak dilaksanakan, sehingga seringkali tidak dilaksanakan dulu sampai nanti ada waktunya, dan waktu itu
seringkali tidak pernah ada.

Mindset Entrepreneur Melejitkan Karir
Bahkan yang memilih berkarir pun, mindset entrepreneur menjadi keharusan bila ingin maju.
Di titik puncak, seorang entrepreneur adalah seorang karyawan dan seorang karyawan adalah seorang entrepreneur. Keduanya akan melebur menjadi satu.
Bayangkan seorang karyawan, apa pun posisinya, bila karirnya naik terus, pada akhirnya akan sampai ke jenjang direktur atau komisaris. Di jenjang ini, walaupun status masih tetap karyawan, masih tetap digaji, namun pola pikir harus sudah entrepreneur. Apalagi bila jabatannya adalah: Direktur Utama.
Bila anda mendirikan badan usaha sendiri, tentu anda berharap mendirikan badan usaha yang bentuknya paling ‘mewah’, yaitu PT. Kalau bisa nanti berkembang terus sehingga di belakang nama PT tersebut ada tambahan “Tbk”.
Saat anda sudah memiliki badan usaha tersebut, apa jabatan anda di perusahaan itu? Direktur. Karyawan atau bukan? Saran saya, seorang direktur juga harus tetap digaji, bahkan bila itu adalah badan usaha milik anda sendiri. Ini juga akan sangat membantu untuk penataan laporan pajak anda, sehingga pajak pribadi anda dengan pajak perusahaan bisa terpisah dan
bersih. Mengapa demikian? Tanpa gaji, peluang anda untuk mendapatkan manfaat dari badan usaha tersebut adalah melalui dividen. Pajak dividen jauh lebih besar dibandingkan dengan pajak atas gaji. Untuk gaji, anda masih menikmati PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak), dan besaran pajak yang harus dibayar meningkat proporsional sesuai dengan nilai penghasilan yang anda dapatkan. Sebaliknya kalau dividen, angkanya jelas: 20%. Bahkan segala pengeluaran perusahaan yang dianggap bukan biaya bisnis, harus dikenai koreksi fiskal dan dianggap sebagai dividen. Lebih mahal, lebih repot.
Bila sejak awal karir anda sudah berpola pikir sebagai pengusaha, bos akan melihat anda secara positif. Bos mana yang tidak suka karyawan seperti ini? Karir anda akan berkembang dengan pesat.